Tuesday, December 14, 2021

Yang Mana Lebih Utama, Sedekah Kepada Orang Miskin Atau Kepada Kerabat Sendiri

 



Yang Mana Lebih Utama, Sedekah Kepada Orang Miskin Atau Kepada Kerabat Sendiri

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Segala puji bagi Allah, Rabb sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang di rahmati Allah. Lebih utama mana, sedekah kepada orang miskin atau kapada kerabat sendiri? Pertanyaan ini mungkin dirasa remeh namun kenyataannya, kebanyakan muslim yang belum tahu lebih memilih untuk bersedekah pada fakir miskin daripada bersedekah terhadap keluarga atau kerabatnya sendiri.

Padahal, setiap satu perintah sedekah dan infak di dalam al-Quran, selalu yang pertama kali disebutkan adalah untuk karib kerabat. Seperti yang termaktub dalam ayat berikut ini:

“… .dan Memberikan harta yang ia cintai kepada karib-kerabat … ..” (QS. Al Baqarah 177) “Dan berikanlah kepada karib-kerabat akan haknya dan orang miskin….” (QS. Al Isra 26)

Dan banyak lagi ayat lain yang senada dengan itu. Jika kita cermati, ada satu pesan yang sangat penting untuk kita amalkan. Yaitu mendahulukan karib kerabat atau orang terdekat untuk menerima infak atau apapun bentuk kebaikan.

Sebelum kita memberi kepada orang lain, kita harus perhatikan apakah ada di antara orang terdekat yang masih membvtuhkan atau semua sudah makmur, tidak perlu disantuni lagi.

Amat disayangkan bila seseorang memiliki kekayaan yang membuat ia mampu menyantuni orang lain, dan ia sangat peduli dengan dengan masalah sos1al di lingkungannya, mudah memberi kepada fakir miskin, anak yatim dan berbagai bentuk amal sos1al lainnya.

Namun sayang beribu sayang ia sangat cuek dan pelit kepada saudara kandungnya sendiri. Barangkali ia merasa pemberian kepada keluarga terdekat tidak mendapatkan pahala. Padahal justru itulah yang lebih besar pahalanya di sisi Allah. Oleh karena itu pemahaman yang salah ini perdu diluruskan.

Tidakkah memilukan, bila seseorang tinggal di rumah yang bagaikan istana, sementara saudara kandungnya tinggal di rumah RSSS (rumah sangat sederhana sekali).

Tidakkah kita mengangkat alis bila seseorang mempunyai kekayaan besar, turun dari satu mobil mewah dengan dibukakan pintu oleh para ajudan, berpindah dari satu gedung mewah ke gedung mewah berikutnya.

Namun saudara kandungnya menjadi kuli atau babu yang siap diperintah-perintah dengan suara tinggi sambil diacungi telunjuk kiri, wajahnya penuh ketakutan dengan kepala tertunduk serta badan yang membungkuk.

Ingatlah.. Rasulullah SAW bersabda:

“….Wahai umat Muhammad, demi Allah yang telah mengutusku dengan kebenaran, Allah tidak akan menerima sedekah seseorang yang mempunyai kerabat yang membvtuhkan bantuannya, sementara ia memberikan sedekah atau bantuan itu kepada orang lain. Dan demi Allah yang jiwaku berada dalam genggamannya, Allah tidak akan memandangnya di hari kiamat nanti”. (HR. Thabrani)

Rasulullah SAW juga pernah bersabda:

“Sedekah kepada orang miskin dinilai satu sedekah, sedangkan kepada karib (saudara dekat) nilainya sama dengan dua, nilai sedekah dan nilai menghubungkan persaudaraan”.

Ada pesan penting yang sangat jelas disini:

“Jika anda menjadi orang yang kaya, jadikanlah orang terdekat anda yang pertama sekali merasakan kekayaan itu. Ibu-bapak, anak-istri, saudara kandung, baru yang lainnya. Jangan sampai masyarakat anda memuji kedermawanan anda, sementara orang terdekat mengurut dada karena kebakhilan anda, padahal mereka dianggap kaya oleh orang lain karena anda sebagai saudaranya”.

Sumber : Ustadz Zulfi Akmal

No comments: